Menstruasi Tidak Teratur, Apa Aku Kena PCOS Ya?

  • Cuka Apel
  • June 2022
Menstruasi Tidak Teratur, Apa  Aku Kena PCOS Ya?

            Menstruasi nggak lancar rasanya was-was terus. Biasanya menstruasi yang tidak lancar terjadi kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari, bahkan bisa juga tidak mengalami menstruasi selama 3 bulan berturut-turut. Selain rentang waktu, volume darah juga bisa dijadikan tanda jika menstruasi tidak lancar seperti volume darah yang sedikit atau juga pendarahan yang berlangsung lama dengan volume darah yang banyak. 

            Tidak normalnya siklus menstruasi kamu, bisa menjurus ke PCOS.  Polycystic ovarian syndrome (PCOS) atau Sindrom ovarium polikistik adalah salah satu penyebab utama menstruasi tidak teratur. PCOS terjadi karena kelainan sistem endokrin yang menyebabkan gangguan kesuburan wanita usia produktif. Tak heran jika PCOS biasanya terjadi saat remaja atau pubertas.

PCOS biasanya disebabkan oleh :

  1. Ketidakseimbangan hormone yaitu kadar luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH)

  2. Resistensi Insulin (kondisi dimana sel-sel tubuh tidak dapat merespon kerja insulin)

  3. Kelainan Metabolisme

  4. Obesitas.

  5. Depresi dan gangguan kecemasan

  6. Infertilitas (gangguan reproduksi yang berdampak pada sulit hamil).

  7. Hiperandrogenisme (kelebihan hormon androgen yang dapat memicu peningkatan hormon seks testosteron pada tubuh wanita).

  8. Keturunan

Ini dia cara alami mengatasi PCOS:

1. Menurunkan berat badan

Melakukan kegiatan fisik untuk mengurangi berat badan dapat membantu meringankan gejala PCOS.

2. Merubah pola makan

Sebuah studi menemukan bahwa diet rendah susu dan karbohidrat membantu wanita dengan PCOS menurunkan berat badan, mengurangi kelebihan testosteron dan meningkatkan sensitivitas insulin.

3. Rutin Olahraga / Beraktivitas Fisik

Olahraga teratur dapat membantu menurunkan kadar insulin dan menjaga kadar gula darah tetap rendah. Aktivitas fisik dapat mengurangi depresi yang terkaitdengan PCOS. 

4. Tidur yang cukup

Tidur mempengaruhi tingkat stres dan mengatur kortisol untuk menyeimbangkan hormon. Tetapi gangguan tidur memiliki dua kali lebih umum untuk wanita PCOS. 

5. Kurangi setres

Mengurangi stres dapat mengatur kortisol, tentunya hal ini berkaitan dengan mengurangi resistensi insulin.

6. Konsumsi Probiotik

Mengonsumsi probiotik dapat memengaruhi hormon seks, termasuk androgen dan estrogen dan berperan dalam penyembuhan PCOS.

 Probiotik ini bisa kamu dapatkan dengan rutin konsumsi cuka apel yang mengandung mother “Probiotic. Bahkan menurut salah satu studi mengatakan jika selama  percobaan tiga bulan menemukan bahwa wanita dengan PCOS yang  rutin minum satu sendok makan (15 ml) cuka apel dengan 100 ml atau sekitar 7 ons air setelah makan malam telah meningkatkan kadar hormon dan mengalami menstruasi yang lebih teratur.

Selain itu, terdapat penelitian yang mengungkapkan jika dengan rutin konsumsi cuka apel mengakibatkan penurunan indeks resistensi insulin serta penurunan rasio LH/FSH. Temuan ini menunjukkan kemungkinan cuka untuk mengembalikan fungsi ovulasi melalui peningkatan sensitivitas insulin pada pasien PCOS  sehingga bisa dijadikan sebagai natural remedy untuk penderita PCOS.

7. Konsultasi dengan dokter

Jika mempertimbangkan salah satu opsi perawatan alami di atas untuk PCOS, konsultasikan dengan dokter untuk membuat rencana perawatan.

            PCOS rentan dipengaruhi oleh ketidakseimbangan hormon, itulah mengapa perempuan kerap kali dikaitkan dengan moody-an  karena memang ternyata dipengaruhi oleh ketidakseimbangan hormone dalam tubuh. Cara efektif memperbaikinya yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat salah satunya rutin konsumsi probiotik.

            Probiotik tak hanya membantu meningkatkan sistem imunitas tubuh ataupun pencernaan, tetapi juga dapat memperbaiki mood. Semakin banyak populasi bakteri baik dalam tubuh membuat tubuh semakin baik pula suasana hati kita. Pada dasarnya kerja otak dan pencernaan saling terhubung karena otak memiliki kumpulan saraf yang dapat mengendalikan pencernaan. Maka tak heran jika mikrobioma usus termasuk probiotik dapat berkomunikasi dengan otak untuk membuat suasana hati jadi lebih baik sehingga secara otomatis juga bisa mengurangi tekanan stres, tidur jadi lebih nyenyak, pencernaan lancar, terhindar dari obesitas yang semuanya itulah mengerucut pada penyebab PCOS itu sendiri.

            Perlu kamu ketahui, produk probiotik bisa kamu dapatkan dengan mudah dalam Dehealth Vinega Cuka. Dehealth Vinega Cuka kaya akan kandungan ‘Mother’ yang mengandung probiotik (bakteri baik). Dehealth Vinega Cuka terdiri dari cuka apel, cuka nanas dan cuka lemon terbuat dari proses fermentasi buah asli dengan mengunggulkan proses secara alami. Tanpa proses penyaringan dan  pemanasan yang dapat mempertahankan khasiat cuka dan tidak mematikan bakteri baik di dalamnya. Dehealth Vinega Cuka, solusi terbaik untuk bantu keseimbangan hormon sekaligus atasi pencegahan PCOS sejak dini ! 

Temukan Dehealth Vinega Cuka Apel, Lemon dan Nanas terbaik di Indonesia disini !

Untuk informasi lebih lanjut hubungi :

WA : 08113692868

IG : @Dehealth_Supplies

Source :

  • Wu, D., Kimura, F., Takashima, A., Shimizu, Y., Takebayashi, A., Kita, N., Zhang, G. and Murakami, T., 2013. Intake of vinegar beverage is associated with restoration of ovulatory function in women with polycystic ovary syndrome. The Tohoku Journal of Experimental Medicine, 230(1), pp.17-23.

  • Dewi, N.L.P.R., 2020. Pendekatan Terapi Polycystic Ovary Syndrome (PCOS). Cermin Dunia Kedokteran, 47(11), pp.703-705.

  • Trikudanathan, S., 2015. Polycystic ovarian syndrome. Medical Clinics, 99(1), pp.221-235.

  • ACOG. (2009). Polycystic ovary syndrome. Practice Bulletin 108. Washington, DC: ACOG.

  • Phy, J.L., Pohlmeier, A.M., Cooper, J.A., Watkins, P., Spallholz, J., Harris, K.S., Berenson, A.B. and Boylan, M., 2015. Low starch/low dairy diet results in successful treatment of obesity and co-morbidities linked to polycystic ovary syndrome (PCOS). Journal of obesity & weight loss therapy, 5(2).

  • Lamb, J.D., Johnstone, E.B., Rousseau, J.A., Jones, C.L., Pasch, L.A., Cedars, M.I. and Huddleston, H.G., 2011. Physical activity in women with polycystic ovary syndrome: prevalence, predictors, and positive health associations. American journal of obstetrics and gynecology, 204(4), pp.352-e1.

  • Arentz, S., Smith, C.A., Abbott, J. and Bensoussan, A., 2017. Nutritional supplements and herbal medicines for women with polycystic ovary syndrome; a systematic review and meta-analysis. BMC complementary and alternative medicine, 17(1), pp.1-14.

  • Moran, L.J., March, W.A., Whitrow, M.J., Giles, L.C., Davies, M.J. and Moore, V.M., 2015. Sleep disturbances in a community-based sample of women with polycystic ovary syndrome. Human Reproduction, 30(2), pp.466-472.

  • Hollinrake, E., Abreu, A., Maifeld, M., Van Voorhis, B.J. and Dokras, A., 2007. Increased risk of depressive disorders in women with polycystic ovary syndrome. Fertility and sterility, 87(6), pp.1369-1376.

  • Guo, Y., Qi, Y., Yang, X., Zhao, L., Wen, S., Liu, Y. and Tang, L., 2016. Association between polycystic ovary syndrome and gut microbiota. PloS one, 11(4), p.e0153196

Product related to this journal: