Junk Food: Penyebab Usus Bocor dan Dampaknya pada Kesehatan

  • Extra Virgin Coconut Oil
  • December 2023
Junk Food: Penyebab Usus Bocor dan Dampaknya pada Kesehatan

       Junk food atau sering disebut fast food adalah jenis makanan yang rendah gizi dan tinggi kalori, biasanya kaya akan lemak jenuh, gula dan garam. Makanan seperti burger, kentang goreng, ayam goreng, dan minuman berkarbonasi adalah contoh umum dari junk food. Meskipun rasanya yang lezat dan ketersediaan yang luas, konsumsi junk food secara berlebihan jelas tak dapat memberikan gizi yang berarti dalam tubuh kita justru jika terlalu sering dikonsumsi dapat memiliki dampak serius pada kesehatan kita, termasuk menyebabkan usus menjadi kotor.

       Usus kotor dapat menjadi pemicu utama bagi usus bocor yang memiliki dampak serius pada kesehatan kita. Mengingat kesehatan usus memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan tubuh seperti halnya berperan dalam penyerapan nutrisi dan pemisahan zat beracun dari tubuh. Salah satu masalah yang semakin mendapat perhatian dalam dunia kesehatan yaitu "usus bocor" atau Leaky Gut Syndrome. Usus bocor bukan berarti ususnya bocor atau berdarah-darah yaa dehealthers! Melainkan usus bocor merupakan kondisi di mana lapisan usus mengalami kerusakan atau peradangan, sehingga zat-zat beracun dan bakteri yang seharusnya tidak masuk ke dalam aliran darah dapat melakukannya.  

       Perhatikan makanan yang kamu konsumsi agar terhindar dari usus bocor, inilah kandungan makanan yang wajib kamu hindari:

1. Kandungan Nutrisi yang Buruk

Junk food cenderung rendah serat, vitamin dan mineral penting. Makanan rendah serat dapat mengganggu proses pencernaan dan eliminasi limbah dari tubuh yang dapat menyebabkan usus menjadi kotor.

2. Lemak Jenuh yang Tinggi

Junk food sering mengandung lemak jenuh yang tinggi, seperti minyak sawit dan lemak hewani. Lemak jenuh dapat mengganggu pergerakan usus sehingga membuat tinja sulit untuk dikeluarkan dan akhirnya menyebabkan penumpukan kotoran di usus.

3. Rendahnya Serat

Junk food cenderung rendah serat yang diperlukan untuk mengatur gerakan usus dan menjaga usus tetap bersih. Konsumsi serat yang rendah dapat menyebabkan usus menjadi kotor dan mencegah pencernaan yang lancar.

4. Tinggi gula

Tak jarang juga kita mengkonsumsi junk food yang tinggi gula, seperti halnya donut, permen, kue dan minuman bersoda. Konsumsi gula berlebihan juga dapat mempengaruhi komposisi dan keseimbangan mikrobiota usus (bakteri baik dalam usus). Ketidakseimbangan dalam mikrobiota usus dapat memicu peradangan dan merusak lapisan usus sehingga meningkatkan risiko usus bocor.

       Jika hal tersebut semakin dibiarkan, lama-kelamaan akan memicu penyakit serius lainnya. Menurut penelitian yang dilakukan pada hewan dan manusia dan diterbitkan dalam jurnal seperti Clinical Gastroenterology and Hepatology and Gut,  usus bocor atau peningkatan permeabilitas usus dikaitkan dengan gejala dan kondisi berikut:

  1. Penyakit Alzheimer 

  2. Kecemasan dan depresi 

  3. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder

  4. Autisme

  5. Pertumbuhan berlebih Candida dan yeast

  6. Penyakit Celiac dan sensitivitas gluten non celiac

  7. Penyakit Crohn 

  8. Fibromialgia 

  9. Gas, kembung, dan nyeri pencernaan 

  10. Penyakit Hashimoto

  11. Sindrom iritasi usus besar 

  12. Lupus 

  13. Sindrom metabolik 

  14. Sakit kepala migrain 

  15. NAFLD (Nonalcoholic Fatty Liver Disease) dan kerusakan hati lainnya 

  16. Penyakit Parkinson 

  17. PCOS (Polycystic Ovarian Syndrome)

  18. Arthritis rheumatoid 

  19. Peradangan kulit (eksim, psoriasis, rosacea, dermatitis dan jerawat)

  20. Diabetes tipe 1 

  21. Diabetes tipe 2 

  22. Kolitis ulserativa 

  23. Berbagai alergi dan kepekaan terhadap makanan 

       Penyakit yang dipicu oleh usus bocor adalah masalah kesehatan serius yang memerlukan perhatian. Untuk mencegahnya, penting untuk memahami penyebab usus bocor dan mengambil tindakan pencegahan. Penting bagi kita untuk membatasi konsumsi makanan ini dan memilih makanan yang lebih sehat dan seimbang.  Rutin menjaga pola hidup dan pola makan yang sehat, kita dapat menjaga kesehatan pencernaan dan mencegah potensi risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh junk food. Jika kamu  ingin menjaga kesehatan ususmu, pastikan untuk mengonsumsi makanan yang kaya serat, vitamin, dan mineral, serta tetap hidrasi dengan cukup air minum. Adapun yang tak kalah pentingnya untuk menjaga kesehatan ususmu tetap terjaga yaitu, Probiotik!

       Probiotic is a must! Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang, saat dikonsumsi dalam jumlah yang cukup, memberikan manfaat kesehatan pada tubuh manusia. Ini sering kali disebut sebagai "bakteri baik" karena mereka membantu menjaga keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan. Ada banyak makanan yang mengandung probiotik alami, salah, seperti yogurt, kefir, kimchi, tempe, dan cuka apel. Mengonsumsi makanan ini secara teratur dapat menjadi cara alami untuk menjaga keseimbangan mikrobiota usus. Banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan ketika konsumsi probiotik, seperti halnya membantu menjaga keseimbangan antara bakteri baik dan bakteri jahat dalam usus, membantu dalam pencernaan makanan dan penyerapan nutrisi dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh terutama usus sehingga usus pun terjaga dari resiko gangguan usus, salah satunya usus bocor atau "leaky gut".

       Kesehatan ususmu adalah kunci untuk hidup yang bugar dan bahagia. Rutin konsumsi probiotik itu berarti kamu sedang merawat pondasi kesehatanmu. Rasakan keajaiban rutin konsumsi probiotik dapat membantu menjaga keseimbangan mikroba dalam ususmu. Jadi, jangan biarkan gangguan pencernaan menghalangi aktivitasmu, mulai sekarang rutinlah mengkonsumsi probiotik dan rasakan perbedaan dalam pola hidup sehatmu. 

Untuk informasi lebih lanjut hubungi :

WA : 08113692868

IG : @Dehealth_Supplies

source:

  • Arrieta, M. C., Bistritz, L., & Meddings, J. B. 2006. Alterations in intestinal permeability. Gut, 55(10), 1512-1520.

  • Axe, J., 2016. Eat dirt: Why leaky gut may be the root cause of your health problems and 5 surprising steps to cure it. Pan Macmillan.

  • Bohara, S. S., Thapa, K., Bhatt, L. D., Dhami, S. S., & Wagle, S. 2021. Determinants of junk food consumption among adolescents in Pokhara Valley, Nepal. Frontiers in Nutrition, 8, 109.

  • Hadhazy, A. 2010. Think twice: how the gut’s “second brain” influences mood and well-being. Scientific American, 12, 2010.

  • Mandoura, N., Al-Raddadi, R., Abdulrashid, O., Shah, H. B. U., Kassar, S. M., Hawari, A. R. A., ... & Usman, H. B. 2017. Factors associated with consuming junk food among Saudi adults in Jeddah City. Cureus, 9(12).

  • Varela-Trinidad, G. U., Domínguez-Díaz, C., Solórzano-Castanedo, K., Íñiguez-Gutiérrez, L., Hernández-Flores, T. D. J., & Fafutis-Morris, M. 2022. Probiotics: Protecting our health from the gut. Microorganisms, 10(7), 1428.

  • Wang, X., Zhang, P., & Zhang, X. 2021. Probiotics regulate gut microbiota: an effective method to improve immunity. Molecules, 26(19), 6076.

Product related to this journal: